IMAN KEPADA QAHA DAN QADAR
A. Pengertian Qada dan
Qadar
Qada dan qadar atau takdir
berasal dari bahasa Arab. Qada menurut bahasa Arab berarti ketetapan,
ketentuan, ukuran, takaran, atau sifat. Qada menurut istilah, yaitu ketetapan
Allah yang tercatat di Lauh Mahfuz (papan yang terpelihara) sejak zaman azali.
Ketetapan ini sesuai dengan kehendak-Nya dan berlaku untuk seluruh, makhluk
atau alam semesta. Adapun qadar atau takdir yaitu ketetapan yang telah terjadi.
Dengan kata lain, takdir
merupakan perwujudan atau realisasi dari qada. Hubungan antara qada dan qadar
sangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Qada adalah ketetapan yang masih
bersifat rencana dan ketika rencana itu sudah menjadi kenyataan, maka kejadian
nyata itu bernama qadar atau takdir. Dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa
menggunakan kata-kata takdir, padahal yang dimaksud adalah qada dan qadar.
Takdir itu sendiri dibagi atas dua hal, yaitu takdir mubram dan takdir muallaq.
1. Takdir Mubram
Takdir mubram, yaitu takdir
atau ketetapan Allah yang tidak dapat diubah atau tidak dapat diubah oleh siapa
pun. Contoh-contoh takdir mubram antara lain sebagai berikut.
a. Setiap makhluk pasti
akan mengalami mati atau seseorang pasti hanya punya satu ibu kandung. Firman
Allah swt.
b. Manusia pasti
mempunyai akal, pikiran, dan perasaan.
c. Di alam semesta ini
setiap benda bergerak menurut sunatullah. Artinya, segala sesuatu berjalan menurut hukum kekuatan, ukuran,
sebab, dan akibat yang telah digariskan Allah.
Kayu mempunyai kemampuan
berbeda dengan besi, manusia berbeda kekuatan tenaganya dibandingkan dengan
gajah, matahari, bulan, bintang, dan planet-planet hingga benda-benda yang
terkecil bergerak sesuai dengan garisnya, dan waktu tak pernah berhenti.
2. Takdir Muallaq
Takdir muallaq, yaitu takdir
yang masih dapat diubah melalui usaha manusia. Setiap hamba diberi peluang atau kesempatan oleh Allah untuk
berusaha mengubah keadaan dirinya menjadi lebih baik. Firman Allah swt.
B. Dalil
Naqli dan Aqli tentang Fungsi Iman kepada Qada dan Qadar
Dalil naqli adalah
dalil yang diambil dari Al Quran dan hadis. Banyak sekali dalil mengenai
keimanan terhadap qada dan qadar, antara lain sebagai berikut.
1. Firman Allah swt.
Artinya: Katakanlah,
sesekali-sekali tidak akan menimpa kami, melainkan apa yang telah ditetapkan
oleh Allah bagi kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah orang
beriman harus bertawakal." (QS At Taubah: 51)
2.
Firman Allah swt.
3.
Firman Allah swt.
Artinya: "maka
apabila telah tiba waktu (yang telah ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka
dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mendahulukannya."
(QS An Nahl: 61)
Dalam hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dikatakan bahwa telah diperintahkan kepada
Malaikat fibril supaya menulis empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya,
amalnya, dan nasib rugi atau beruntungnya.
Adapun dalil aqli adalah
dalil yang diambil dari akal yang sehat. Akal sehat membenarkan adanya kejadian
di luar kehendak dan perhitungan akal manusia. Akal sehat juga mengakui adanya
peraturan, ukuran, undang-undang, sifat, serta hukum alam atau sunatullah yang
berlaku bagi alam semesta, umpamanya api bersifat panas, tanah bersifat padat,
atau air laut terasa asin.
Orang yang ingin pintar
harus belajar, ingin kaya harus berusaha, dan ingin merdeka harus berjuang.
Allah telah membuat ketentuan takdir bahwa untuk mencapai sesuatu harus dengan
berusaha, sedangkan ketentuan-ketentuan itu tidak dapat diubah. Firman Allah
swt.
Artinya: "Dan kamu
sekali-kali tidak akan mendapati perubahan pada sunah Allah. " (QS Al
Ahzab: 62)
Artinya: Dan Dia telah
menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukurannya dengan serapi-rapinya
" (QS Al Furqan: 2)
C. Fungsi Iman kepada
Qada dan Qadar datam kehidupan Sehari-hari
Islam itu ajaran yang tinggi
(mulia), bersifat universal, sangat sesuai dengan fitrah, suci, indah,
sempurna, dan tidak ada ajaran lain yang mampu menandinginya. Salah satu pokok
ajarannya ialah keimanan pada qada dan qadar. Setiap muslim dan muslimah wajib
beriman bahwa ada qada dan qadar Allah yang beriaku untuk seluruh makhluk-Nya,
balk takdir yang menguntungkan dirinya atau sesuai keinginannya maupun
sebaliknya. Apa pun kenyataannya, kita harus yakin bahwa di balik setiap takdir
yang terjadi pasti mengandung hikmah bagi manusia.
Di antara fungsi beriman
pada qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut.
1. Mendorong Kemajuan dan
Kemakmuran
2. Menghindari Sifat
Sombong
3. Melatih Berhusnuzan
(Baik Sangka)
4. Melatih Kesabaran
5.
Terhindar dari Sifat Ragu dan
Penakut
D. Perilaku Cerminan
Iman Kepada Qada dan Qadar
Beberapa contoh perilaku
yang mencerminkan iman kepada qada dan gadar, antara lain sebagai berikut;
1. Yakin terhadap qada
dan qadar dari Allah karena pada hakikatnya qada dan qadar tersebut sangat
logis (masuk akal). Apabila kita sulit memahaminya, maka hal tersebut berarti
bahwa kita sendiri yang belum memiliki pemahaman secara menyeluruh mengenai hal
tersebut.
2. Pemahaman yang
menyeluruh mengenai qada dan qadar akan melahirkan pribadi yang mau bekerja
keras dalam meraih sesuatu.
3. Allah tidak akan
menyalami hukum-Nya (sunatullah) sehingga manusia harus yakin akan
kekuasaan-Nya atas hidup dan kehidupan manusia.
4. Kita tidak boleh
sombong apabila kita berhasil meraih sesuatu karena semua itu tidak semata-mata
atas usaha kita sendiri.
5. Tidak boleh putus asa
karena senantiasa husnuzan pada keadilan Allah.
6. Mampu menyusun strategi, khususnya dalam hal pekerjaan
sehingga hasilnya efektif dun efisien.