Jumat, 31 Desember 2010

Hakekat Tahun Baru Miladiyah 2011 M


Hakekat Tahun Baru 2011 M

Tanpa terasa waktu terus berjalan, dan kini telah sampai di penghujung tahun 2010 dan akan menghadapi tahun baru 2011. Perjalanan hidup ini terasa begitu singkat, terlebih kondisi mutakhir saat ini begitu banyak aktifitas manusia yang serba instan dan dilaksanakan serba begitu cepat. Mulai dari persoalan makan, pakaian, papan dan bahkan pendidikan dan keilmuan; dihampir semua lini kehidupan ternyata dilaksanakan dengan cara yang serba instan dan cepat. Ketika kita berhadapan dengan waktu, tentu kita akan menjadi manusia yang merugi jika kita tidak menggunakan waktu itu secara efisien dan efektif untuk aktifitas-aktifitas yang bermanfaat bagi diri, orang lain dan seluruh makhluk di alam yang kita huni ini. 
        Firman Allah Swt dalam QS. Al 'Ashr ayat 1-3 yang artinya : 1. Demi masa, 2. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, 3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kebenaran.
Dari nilai dasar tersebut kita dapat mengkaji cara untuk menghadapi hidup sekarang di negeri yang kita cintai ini, sebagai realisasi dalam memaknai Tahun Baru 2011 M. Dalam pelaksanaannya dalam menghadapi tahun baru 2011 minimal kita harus berhijrah (pindah) dalam empat hal, sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan negeri dan masyarakat kita agar hidup dan kehidupan kita menjadi lebih baik:
1.      Hijrah mental, yaitu hijrah di bidang pola-pikir berupa pengendalian nafsu amarah ke nafsu lawwamah dan nafsu muţmainah.
Allah berfirman:Wa mā ubarri’u nafsī, innan-nafsa la-amanāhum bis-sū’i illā rahima rabbi, inna rabbi gafurūrur rahīm.
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabbku. Sesungguhnya Rabbku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS Yusuf:53)
Adapun yang dimaksud nafsu amarah ialah nafsu yang selalu mengajak orang untuk berbuat jahat, orang yang mempunyai amarah senantiasa mengikuti perintah nafsu, sedang akal dan budinya tidak berfungsi.
Nafsu lawwamah itu adalah nafsu yang sudah mawas diri, menegur dirinya sendiri sebelum ditegur oleh orang lain dan sebelum ditegur oleh Allah SWT
sebagaimana Firman Allah:Lā uqsimu bi yaumil-qiyāmah, wa lā uqsimu bin-nafsil-lawwāmah.Aku bersumpah dengan hari kiamat, dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri) {Q.S. AlQiyāmah: 1-2}
Sedangkan nafsu muţmainah adalah seperti apa yang diterangkan oleh Allah SWT., sebagai berikut:Hai Jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabb-mu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam syurga-Ku.Orang yang berjiwa muţmainah itu, segala perkaranya dikembalikan kepada Allah s.w.t., tidak pernah mengembalikan urusan menurut nafsunya.
2.      Hijrah cultural yaitu hijrah dari keterbelakangan menuju ke kamajuan, keterbelakangan kita masih banyak, Jumlah lulusan sekolah dengan lapangan pekerjaan yang belum memadai, dan masih banyak yang lainnya.
3.      Hijrah sosial, ialah hijrah dari keadaan sosial yang terpecah-belah kepada keadaan sosial yang bersatu-padu, sebab kita harus tahu bahwa wujud kesatuan dan persatuan itu adalah dasar ketahanan bermasyarakat dan bernegara.
4.      Hijrah material, yaitu hijrah dalam ekonomi, dari ekonomi yang lemah kepada ekonomi yang layak bahkan kuat. Kita harus keberja keras untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupn di akhirat kelak.
Akhirnya, marilah kita semakin meningkatkan amal baik kita untuk kesuksesan hidup dan kehidupan kita dalam naungan ridho Allah Swt.
        

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar