Jumat, 31 Januari 2014

KUNCI SUKSES KEHIDUPAN WANITA

KUNCI SUKSES KEHIDUPAN WANITA[1]

Wanita merupakan tonggak keberhasilan kehidupan sebuah bangsa, wanita juga sebagai pintu gerbang utama bagi anak-anaknya untuk memperoleh pendidikan sebelum memasuki sekolah formal. Wanita pada dasarnya memiliki kedudukan yang mulia menurut al Qur’an dan Hadits maupun dalam pandangan Negara. Dengan demikian untuk memperoleh kehidupan yang layak dapat dikatakan setara kedudukan derajatnya dengan kaum pria. Meskipun tetap saja ada kodrat-kodrat wanita yang tentu tidak dapat disamakan dengan kaum pria. Dapat dikatakan bahwa sebuah negara akan menjadi maju dan berkembang pesat ketika memiliki wanita-wanita yang baik dan cerdas secara intelektual, emosional dan spiritualnya.
Wanita di era global sekarang ini tentu berbeda dengan masa lalu, kedudukan wanita sangat dipinggirkan. Dalam kontek kehidupan sekarang wanita memiliki kedudukan yang setara dengan pria, hal ini menjadikan wanita sekarang dihargai, dilindungi dan dihormati, namun wanita juga tidak bisa melupakan kodrat-kodratnya sebagai wanita seperti melahirkan, menyusui, membimbing untuk anak-anaknya dan melayani suaminya.
Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin telah memberikan pencerahan terhadap keberadaan kaum wanita, termasuk bagaimana wanita di era globalisasi yang semakin banyak tantangan yang harus dihadapi wanita era sekarang. Pada prinsipnya wanita akan tetap pada posisi yang mulia ketika mereka dapat menjaga dirinya dengan berpegang teguh kepada prinsip-prinsip sesuai dengan Ajaran Islam.
Setidaknya apa yang pernah disampaikan oleh Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah dalam kitab Majmu Fatawa juz 11 halaman 422-423 dapat menjadi pegangan tentang langkah-langkah wanita agar dapat menjaga keberadaannya tetap pada derajat kemuliaan, yaitu:
1.    Bertakwa;
2.    Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul- Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk;
3.    Bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Swt, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu;
4.    Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya;
5.    Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya;
6.    Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata;
7.    Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat;
8.    Berbuat baik kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki;
9.    Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya;
10.    Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia;
11.    Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk;
12.    Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah);
13.    Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya;
14.    Berbakti kepada kedua orang tua;
15.    Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.
Demikian uraian singkat mengenai Kunci Sukses Kehidupan Wanita, sebagai kesimpulan akhir yang dapat penulis ambil adalah bahwa wanita, sebagaimana saudara-saudara sekandung kaum lelaki, memiliki kedudukan serta hak yang hampir dapat dikatakan sama dan untuk menjaga derajat kemuliaaan sebagai wanita harus dapat menjaga Iman, Islam dan Ikhsannya sampai kapanpun dan dalam kondisi apapun sebagai wujud ketaqwaan dalam menghadapi berbagai persoalan di zaman yang serba global sekarang ini. Meskipun ada yang membedakan, maka hal tersebut tidak lain hanya akibat fungsi dan tugas-tugas utama yang dibebankan Allah Swt kepada masing-masing jenis kelamin, sehingga perbedaan yang ada tidak mengakibatkan yang satu merasa memiliki kelebihan atas yang lain. Allah Swt berfirman:

Ÿwur (#öq¨YyJtGs? $tB Ÿ@žÒsù ª!$# ¾ÏmÎ/ öNä3ŸÒ÷èt/ 4n?tã <Ù÷èt/ 4 ÉA%y`Ìh=Ïj9 Ò=ŠÅÁtR $£JÏiB (#qç6|¡oKò2$# ( Ïä!$|¡ÏiY=Ï9ur Ò=ŠÅÁtR $®ÿÊeE tû÷ù|¡tGø.$# 4 (#qè=t«óur ©!$# `ÏB ÿ¾Ï&Î#ôÒsù 3 ¨bÎ) ©!$# šc%Ÿ2 Èe@ä3Î/ >äó_x« $VJŠÎ=tã ÇÌËÈ
Artinya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (QS an-Nisa`:32).



[1] Oleh Dudiyono, S.Ag., diolah dari berbagai sumber dan dapat diakses di http://dudimawon.blogspot.com//

Tidak ada komentar:

Posting Komentar