Senin, 22 November 2010

Wanita Muslimah Abad 21

I. PENDAHULUAN

Zaman globalisasi adalah zaman yang diliputi oleh western civilization, budaya dan informasi yang sangat mengglobal dan tidak bisa ditahan di bagian belahan bumi yang satu. Tantangan dalam Iman dan Islam semakin kuat saat ini, yang bahkan sampai keturunan – keturunan kita saat ini tengah memakan mentah – mentah budaya tanpa saringan yang kuat.

II. PERMASALAHAN

“Bagaimana Wanita Muslimah Menghadapi Abad 21?”…

III. REALITA

Wanita adalah tonggak kehidupan Negara. Wanita juga merupakan madrasah pertama bagi anak-anak sebelum mereka mengenal bangku sekolah. Wanita mempunyai kedudukan yang mulia baik menurut Al-Qur’an maupun Negara. Sehingga derajat wanita dengan pria setara dalam hal mendapatkan kehidupan yang layak. Meskipun pada dasarnya ada beberapa kodrat-kodrat wanita yang tidak dapat disamakan dengan pria. Bisa dikatakan sebuah Negara makmur dan maju apabila mempunyai wanita-wanita yang baik dan hebat.
Kedudukan wanita pada jaman dahulu sangat berbeda sekali dengan wanita pada jaman sekarang. Kedudukan wanita pada jaman dahulu sangat terkucilkan, terasingkan, dan dianggap rendah hingga pernah bayi-bayi wanita yang lahir kebanyakan yang dibunuh karena hanya dianggap sebagai pembawa sial. Namun sekarang semua itu telah berubah. Emansipasi wanita yang membuat wanita sekarang ini sangat dihargai, dilindungi, dan dihormati sebagai warga Negara yang mempunyai kedudukan yang setara dengan pria.
Pada abad 21 ini, ketika jaman sudah berkembang, ketika teknologi sudah semakin pesat dan pemikiran-pemikiran serta kemampuan wanita sudah mulai diakui oleh pria lalu bagaimana peranan wanita khususnya diindonesia dalam menghadapi tantangan di abad 21 ini, dimana kedudukan wanita sudah setara dengan pria namun wanita juga tidak bisa melupakan kodrat-kodratnya sebagai wanita seperti melahirkan, menyusui, membimbing untuk anak-anaknya dan melayani suaminya.
Menurut kita, semua ini bisa terjawab dengan agama khususnya Islam ‘Ahlussunnah wa Aljama’ah’, agama yang kita anut dan kita yakini kebenarannya hingga akhir jaman. Agama islam dengan pedomannya Al-Qur’an sudah menerangkan dengan sangat jelas dan rinci tentang kedudukan-kedudukan wanita, tugas-tugas wanita terhadap negaranya, lingkungannya, agamanya, suaminya, anak-anaknya dan dirinya. Semua itu sudah tertulis sebelum tahun 1400 sm yang lalu.
Ajaran Islam sendiri sebenarnya telah hadir memberikan pencerahan bagi pemeluknya—meskipun penulis merasa, tidak mudah membangun kembali kepercayaan umat pada keabsahan ideologi Islam sebagai solusi tuntas atas persoalan kekinian, termasuk persoalan perempuan—memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan terhormat kepada perempuan. Namun hal semacam ini berbeda dengan prakteknya di masyarakat. Banyak faktor yang telah memudarkan keistimewaan serta memerosotkan kedudukan perempuan. Salah satu di antaranya adalah kedangkalan pengetahuan keagamaan, sehingga tidak jarang agama (Islam) diatasnamakan untuk pandangan dan tujuan yang tidak dibenarkan itu.
Muhammad Al-Ghazali, salah seorang ulama besar Islam kontemporer berkebangsaan Mesir, mengatakan: "Kalau kita mengembalikan pandangan ke masa sebelum seribu tahun, maka kita akan menemukan perempuan menikmati keistimewaan dalam bidang materi dan sosial yang tidak dikenal oleh perempuan-perempuan di kelima benua. Keadaan mereka ketika itu lebih baik dibandingkan dengan keadaan perempuan-perempuan Barat dewasa ini, asal saja kebebasan dalam berpakaian serta pergaulan tidak dijadikan bahan perbandingan.
Terlepas dari itu semua, perempuan Indonesia sendiri sebenarnya memiliki posisi yang amat strategis dalam berbagai sektor. Hal ini dibuktikan, bahwa perempuan pun mampu menjadi pemimpin yang baik dan dinilai memiliki kapabilitas untuk memimpin sebuah bangsa sekalipun. Cut Nya’ Dien misalnya, sosok perempuan Aceh yang berani menentang bahkan melawan perang kepada Belanda yang telah memiliki teknologi dan peradaban hanya dengan sebilah rencong. Kemudian puncaknya Megawati Soekarnoputri jauh melenggang sebagai presiden perempuan pertama di Indonesia.
Semua ini membuktikan bahwa perempuan merupakan suatu keniscayaan, yang justru menjadi spirit dalam menunjukkan jati dirinya. Spirit semacam ini, harus menjadi acuan fundamental agar perempuan lebih termotivasi untuk meningkatkan peran dan partisipasi, bahwa perempuan mampu membidangi dalam pelbagai aspek.
Perjuangan perempuan semacam ini (untuk mendapatkan keseteraan peran maupun posisi dalam aspek tertetu) tidak hanya bisa dijalankan dalam jangka waktu yang singkat. Semuanya, membutuhkan jangka waktu yang cukup lama untuk menghentikan hegemoni laki-laki yang semakin tidak terbendung. Dalam artian, bahwa gerakan feminisme yang telah digerakkan, tidak boleh berhenti di tengah jalan, tetapi mesti terus diberdayakan sampai perempuan mendapatkan posisi yang layak dalam kehidupan masyakarat.
Oleh karnanya, kejelasan fikrah (pemikiran/konsep) dan thariqah (tatacara merealisasikan pemikiran) harus disatukan, agar gerakan ini mampu di realisasikan secara tepat dan benar. Meski bagi sebagain kalangan, feminisme menjadi hantu yang senantiasa akan menghalangi kemajuan peradaban. Namun di lain sisi, feminisme justru menjadi tantangan peradaban.

IV. KUNCI SUKSES

Tentunya setiap wanita Muslimah ingin menjadi ahli Surga. Pada hakikatnya wanita ahli Surga adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Seluruh ciri-cirinya merupakan cerminan ketaatan yang dia miliki.. Inilah yang menurut saya dapat menjadi tolak ukur bahwa wanita tersebut sebagai wanita yang ideal di abad 21 sekarang ini, Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :
1. Bertakwa.
2. Beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk.
3. Bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu.
4. Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah, jika dia tidak dapat melihat Allah, dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.
5. Ikhlas beribadah semata-mata kepada Allah, tawakkal kepada Allah, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap adzab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.
6. Gemar membaca Al Qur’an dan berusaha memahaminya, berdzikir mengingat Allah ketika sendiri atau bersama banyak orang dan berdoa kepada Allah semata.
7. Menghidupkan amar ma’ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.
8. Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap hewan ternak yang dia miliki.
9. Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang mendhaliminya.
10. Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia.
11. Adil dalam segala perkara dan bersikap adil terhadap seluruh makhluk.
12. Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah).
13. Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.
14. Berbakti kepada kedua orang tua.
15. Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh.

Setidaknya ada 4 (empat) Wanita penghuni NERAKA, yang bukan dari bagian ciri khas wanita muslimah abad 21 :
   1.Wanita yang selalu menyakiti hati suaminya dan tidak bisa menjaga auratnya.
   2. Wanita yang tidak bisa menjaga kehormatannya apabila suaminya bepergian.
   3. Wanita yang selalu menentang perintah suaminya.
   4. Wanita yang kerjaannya selalu makan,tidur dan bermalas-malasan saja.

Sayyidina Ali karomah Allahu wajha berkata : Pada suatu hari ia dan istrinya (siti Fatimah Azzahra ) bertamu ke rumah baginda Rosulullah SAW. dan pada saat itu beliau nampak menangis hingga tersedu-sedu, lalu sayyidina Ali bertanya, ya Rosul, ada apa gerangan hingga engkau menangis sedemikian sedihnya, lalu Rosul berkata.... ya sayyidina Ali, pada saat aku di isro'kan kelangit, aku melihat banyak para wanita dari umatku disiksa dengan berbagai macam siksaan. pertama aku melihat seorang wanita yang digantung dengan rambutnya, lalu disiram dengan timah panas. itu disebabkan karna wanita itu tidak bisa menjaga auratnya.


V. PENUTUP

Demikian uraian singkat mengenai Wanita Muslimah Abad 21, semoga bermanfaat untuk kita semua. Tentunya masih banyak lagi yang dapat dikemukakan menyangkut kehebatan kaum perempuan dalam berbagai aspek di abad 21. Namun, kesimpulan akhir yang dapat penulis ambil adalah bahwa mereka, sebagaimana saudara-saudara sekandung kaum lelaki, yang memiliki kedudukan serta hak yang hampir dapat dikatakan sama. Meskipun ada yang membedakan, maka hal tersebut tidak lain hanya akibat fungsi dan tugas-tugas utama yang dibebankan Tuhan kepada masing-masing jenis kelamin, sehingga perbedaan yang ada tidak mengakibatkan yang satu merasa memiliki kelebihan atas yang lain.
ولا تتمنوا ما فضل الله به بعضكم على بعض للرجال نصيب مما اكتسبوا وللنساء نصيب مما اكتسبن واسألوا الله من فضله، إن الله كان بكل شيئ عليما (النساء:32)

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain, karena bagi lelaki ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan) dan bagi perempuan juga ada bagian dari apa yang mereka peroleh (usahakan) dan bermohonlah kepada Allah dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (QS an-Nisa`:32).

Wallahu a’lam bi asshawab
Diolah dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar